Besok aku harus menikah tapi aku malah menghabiskan semalaman ngentot dengan mantan pacarku kami sangat sange waktu itu hingga 69, ngecrot didalam, anal karena aku merasa dia yang paling aku sayangi. Cerita dewasa

cerita dewasa panas
Aku duduk di sebuah kafe kecil dekat perempatan, menunggu seseorang yang tak pernah kubayangkan akan muncul lagi. Seminggu lagi aku akan menikah dengan Arga—lelaki baik, mapan, yang sudah kujalani hubungan bertahun-tahun. Semua persiapan hampir rampung, dari gedung sampai undangan.
Tapi sore ini, aku nekat membuka pintu yang seharusnya tetap tertutup: bertemu Rafa, mantan yang dulu meninggalkanku demi mengejar mimpi musiknya.
Ketika ia masuk, dengan jaket denim pudar dan senyum setengah canggung, rasanya waktu mundur bertahun-tahun. Dadaku sesak, bukan karena benci, tapi karena rindu yang pura-pura mati namun ternyata hanya tertidur.
Kami bicara lama. Awalnya ringan: pekerjaan, kabar keluarga, musik. Lalu tatapan matanya mulai dalam, lebih lama dari yang seharusnya. Aku tahu, aku seharusnya menghindar. Tapi aku tetap duduk di sana.
“Besok aku balik tur lagi,” katanya.
Aku hanya mengangguk, mencoba terdengar tenang.
Saat hujan turun, ia menawarkan untuk mengantarku pulang. Di dalam mobilnya yang sederhana, keheningan terasa menyesakkan. Lalu tiba-tiba, ia berhenti di pinggir jalan, menoleh padaku.
“Aku masih sayang sama kamu.”
Kata-kata itu menghantam keras. Aku terdiam, lalu sebelum sempat berpikir, wajahnya sudah mendekat. Bibirnya menyentuh bibirku. Hangat. Berantakan. Tak terencana.
Aku merasakan tubuhku basah, seolah seluruh ingatan lama kembali hidup.
Tangannya menyentuh pipiku, turun ke leher, lalu meraba pundak. Aku terengah, mencoba berkata sesuatu, tapi yang keluar hanya mendesah.
Ketika pelukan itu semakin erat, aku bisa merasakan kontolnya menegang di balik celananya. Tubuhku bereaksi spontan, mengeliat, dan aku tak bisa menipu diriku sendiri: aku masih menginginkannya.
Namun sebelum segalanya terlanjur, aku mendorong pelan dadanya. “Aku mau nikah, Rafa…” suaraku bergetar.
Ia menatapku, mata penuh gejolak. “Aku tahu. Tapi aku nggak bisa pura-pura lagi.”
Aku turun dari mobilnya dengan kaki gemetar. Di kamar malam itu, aku menatap cincin di jariku dan bertanya pada diri sendiri: siapa sebenarnya yang kucintai?
cerita selingkuh nyata
Sejak sore aku gelisah. Kata-kata Rafa di kafe kemarin masih membekas: “Aku masih sayang sama kamu.”
Harusnya aku melupakan semua itu, tapi entah kenapa, jemariku malah mengetik pesan:
“Aku bisa ketemu sebentar malam ini.”
Apartemennya sederhana, lampu temaram, aroma kopi bercampur bau hujan yang baru reda. Begitu pintu tertutup, Rafa langsung menarikku masuk ke pelukannya, pelukan liar, bibirnya menempel rakus di bibirku, membuat nafasku langsung kacau.
Tangannya turun ke dadaku, Dia meremas, menjilat, bahkan menghisap putingku bergantian, membuat tubuhku menggeliat liar. Aku tak mampu menahan desahanku pecah di ruang sempit itu.
Aku terdorong ke sofa. Ia membuka celanaku perlahan, jarinya menyentuhku. memekku basah becek, ia menggosok lembut, lalu menunduk, lidahnya menjilat memekku dalam-dalam, membuat kakiku gemetar.
Aku tak tahan. Tanganku bergerak spontan, membuka celananya.
kontolnya menegang keras, aku menunduk dan mulai blowjob, mulutku menelan kontolnya, kuhisap penuh gairah. Rafa mengerang, desahannya, tangannya meremas rambutku.
Tubuhku sudah terbakar. Ia mendorongku telentang, lalu menekan masuk.
kontolnya menembus memek ku, senggama dimulai, dorongan dalam-dalam membuatku menjerit.
Ia mengubah posisi, mengangkat kakiku tinggi, gesekan makin dalam, tubuhku bergetar, mendesah.
Lalu ia membalik tubuhku, menekanku dari belakang, doggy liar, hentakan demi hentakan membuat sprei kusut.
Aku hampir kehilangan kontrol ketika ia meraih rambutku, menarik lembut sambil terus menghantam. Tubuhku basah, suara desahan memenuhi ruangan.
Sampai akhirnya, Rafa menahan napas, tubuhnya menegang. Dia crot, muncrat deras, lalu creampie, keluar di dalamku. Aku menggeliat, merasakan hangat memenuhi rahimku.
Aku jatuh terengah di pelukannya. Malam itu aku sadar: aku sudah melewati batas, dan aku menikmatinya tanpa bisa menyangkal.
kisah cinta terlarang
Aku terbangun di ranjang Rafa, pakaian berserakan, tubuhku masih terasa hangat. Aku menatap langit-langit, menyesali sekaligus merindukan apa yang baru terjadi.
Flashback malam itu masih jelas…
Bibirnya melumat bibirku tanpa jeda, ciuman liar bercampur desah.
Tangannya meremas dadaku, lalu menunduk. payudaraku dijilat, dihisap, putingku ditarik dengan lidahnya. Aku tak bisa menahan desahan nikmat.
Jari-jarinya turun, membuka celanaku, memek aku sudah becek dan licin. Ia menunduk lebih jauh, menjilat memekku sampai aku menggeliat.
Aku tak mau pasif. dia menjilat memek ku dan Aku membuka celananya, langsung menyambut kontolnya dengan mulutku. blowjob panas, kuhisap keras, membuat Rafa mendesah panjang.
Dia menindihku, lalu mengangkat kakiku keatas dan memasukan kontolnya yang keras ke memek ku yang sudah becek hingga terciprat air memek ku keluar, dia kasar saat ini langsung memasukan semua dalam satu kali tusukan membuat ku menjerit keras sakit tapi enak sekali, setelah itu dia langsung bergerak dengan ritme cepat seperti orang kesurupan. aku merasakan sakit sedikit tapi lebih merasakan kenikmatan yang luarbiasa dari ritme dia saat ini.
Ia membalik tubuhku, menekanku dari belakang. doggy brutal, hentakannya membuat tubuhku bergetar, memek ku sangat becek hingga menetas ke sprei kasur tapi dia tidak berhenti disitu, dia mengeluarkan kontolnya dan langsung menusuk ke lubang pantat ku. Aku menjerit kesakitan karena ini pertama kali aku melakukan anal tapi aku tidak menghentikan dia, karena setelah beberapa saat rasa nikmat menutupi rasa sakitku. Pertama kali anal dan aku menikmatinya.
Sampai akhirnya, Rafa muncrat deras creampie hangat memenuhi pantatku. aku merasakan begitu penuuh pantat ku dari pejunya dia dan tentu saja anus ku terasa sangat pedih tapi aku sangat menikmati anal untuk pertama kali. Aku jatuh lemas di pelukannya, tubuhku mengeliat sampai tak berdaya.
cerita dewasa terbaru
Seharusnya aku fitting gaun pengantin, tapi pikiranku penuh bayangan malam sebelumnya. Dan bodohnya, aku datang lagi ke apartemennya.
Begitu pintu tertutup, kami langsung melebur. pelukan liar, bibirku tertelan.
Tangannya kembali bermain di dadaku, jilatan dan isapan di payudaraku dan putingku membuatku mendesah tak terkendali.
Tubuhku basah semakin cepat. Rafa menurunkanku ke ranjang.
kontolnya menggesek di pintu memek aku, sampai akhirnya ia menekan masuk, senggama dengan ritme cepat, membuatku menjerit, tapi aku menghentikannya dan berbisik padanya “aku ingat coba anal lagi”.
Dia seperti tersentak dan tertawa kecil lalu menghentikan, menunduk di antara kakiku. memekku dijilat habis-habisan, membuat tubuhku mengeliat keras, tapi dia tidak berhenti disana setelah memek ku dijilat dengan rakus, dia beralih menjilat anus ku dan sensasi yang ku rasakan sungguh luar biasa.
Pelan-pelan dia berbisik di telingaku “Aku masukin yah..” aku hanya bisa menganguk tanpa berkat, dia masukannya kontolnya ke memek ku yang sudah sangat basah dalam satu hentakan dia mendorong semuanya masuk dan terasa terkejut badanku enak banget sangat dalam. Setelah beberapa saat dia mengoyangkan aku tidak bisa menahan lagi desahan ku hingga ku cakar punggungnya karena aku merasakan sensasi climax yang luarbiasa, tapi bukannya berhenti dia malah semakin cepat dan akhirnya dia ngecrot didalam memek ku dan aku merasakan penuh cairan didalam memek ku.
“Aku gila…” bisikku.
“Kita cuma jujur sama diri kita sendiri,” balasnya.
Sehari sebelum pernikahan. Semua harusnya sibuk, tapi aku memilih malam terakhirku bersama Rafa.
“Aku besok harus nikah,” bisikku.
Ia hanya diam, memeluk lebih erat.
Malam itu, aku tahu tubuhku sudah memilih. Tapi hatiku? Aku tak yakin bisa melupakan api ini.