Cerita Dewasa 18+: Mahasiswi Ketagihan dengan Dosen

mahasiswi ngentot dengan dosen

Sore itu kampus sepi, kelas-kelas sudah kosong. Laras, mahasiswi tingkat akhir, melangkah cepat menuju ruang dosen. Di tangannya ada map skripsi dengan coretan revisi. Hujan gerimis membuat bajunya sedikit lembap, menempel di tubuh, membuat lekuk tubuhnya lebih jelas.

Pintu ruang dosen terbuka. Dr. Adrian, pembimbingnya, sedang duduk membaca. Ia mendongak, tersenyum tipis.
“Masuk, Laras. Sudah revisi?” tanyanya.

“Iya, Pak… eh, iya, sudah,” jawabnya terbata. Tangannya gemetar saat menyerahkan map. Bukan karena takut, tapi karena ada sesuatu di wajah sang dosen yang sejak lama membuatnya deg-degan.

Adrian menatap lembaran itu sebentar, lalu menatap Laras lagi. Tatapannya membuat Laras salah tingkah. Sunyi menggantung. Hanya bunyi jam dinding.

“Kamu kelihatan capek. Duduklah,” katanya lembut.

Laras duduk, tapi jarak kursi mereka terlalu dekat. Ketika Adrian menunjuk revisi di laptop, lengannya bersentuhan dengan lengan Laras. Sekejap listrik menyambar tubuhnya.

“Pak mohon dibantu nilai aku biar lulus ya…” suara Laras bergetar.

Adrian menoleh. Wajah mereka hanya berjarak sejengkal. Laras menelan ludah, lalu tanpa sadar mencium dengan lidah menjulur. Adrian tidak menolak—justru membalas, bibirnya panas, lidah mereka beradu penuh gairah.

Tangannya meraih pinggang Laras, menariknya lebih dekat. Laras mengeluarkan desahan kecil, tubuhnya mengeliat tidak tertahankan di pelukan dosennya.

“Kalau ini salah, bilang sekarang,” bisik Adrian dengan napas memburu.

“Aku mau… Adrian…” jawab Laras.

Dalam sekejap, ciuman makin liar. Adrian meremas tetek Laras, membuatnya mengerang keras. “Ahhh…” desahnya, sambil mencengkram kerah bajunya.

Pakaian tipis Laras tersingkap, memperlihatkan lingerie sederhana yang basah karena hujan… sekaligus karena basah. Adrian mengisap putingnya bergantian, membuat tubuh Laras melengkung, tangannya mencakar meja dosen.

“Pak… ahhh… jangan berhenti…” jerit Laras, wajahnya memerah.

Adrian tersenyum miring, lalu mendorong Laras ke meja. Kertas skripsi berserakan. Ia membuka resletingnya, mengeluarkan kontol yang sudah keras berurat. Laras menatapnya dengan mata lebar.

“Itu… besar sekali…” gumamnya sambil menggigit bibir.

“Dan ini untuk kamu,” balas Adrian, lalu menggesekkan kontol ke pintu memek Laras yang sudah becek. Laras mendesah, pinggulnya maju, meminta lebih.

“Aku nggak tahan… masuklah…”

Sekali hentakan, kontol menembus memek sempit itu. Laras menjerit panjang, tubuhnya bergetar. “Astaga… dalem banget, Adrian…”

Adrian mulai bergerak, pelan dulu, lalu makin cepat. Meja dosen berderit, buku-buku jatuh. desahan Laras memenuhi ruangan, bercampur suara cipratan.

Tangannya meremas tetek dengan kasar, sementara bibirnya terus mencium dan lidahnya bergoyang dengan liar. Laras menggeliat lentur karena masih muda, tubuhnya bergoyang mengikuti setiap hentakan.

“Ya Tuhan… lebih cepat… lebih keras…”

Adrian menarik tubuh Laras ke posisi doggystyle, menghantam dari belakang. Bokongnya bergetar hebat setiap kali kontol menghujam dalam. Laras hampir pingsan karena nikmat.

“Pak… aku mau orgasme…” jeritnya.

“Belum… tahan dulu,” bisik Adrian, menahan agar klimaksnya tak cepat datang.

Ia membalik Laras, lalu mendorongnya duduk di kursi dosen. “Sekarang kamu spong aku lagi ya.”

Laras menuruti, menunduk, bibirnya mengisap kontol panjang keras itu. “Hmmmm…” desahnya, sambil menjilati sepanjang batang. Adrian mendesah berat, tangannya menggenggam rambut Laras, mengatur ritme.

“Ya ampun, Laras… kamu luar biasa…”

kontol-nya berkilau oleh ludah, suara basah becek terdengar setiap kali Laras memasukan kontolnya kedalam mulutnya hingga ujung. Adrian hampir meledak, tapi menarik kontol keluar tepat waktu.

Ia kembali menindih Laras di sofa kecil ruangannya. Dengan sekali hentakan, kontol masuk lagi ke memek, lebih dalam dari sebelumnya. Laras menjerit, kakinya melingkar erat, menahan agar tak dilepas.

Mereka ngentot sampai lupa waktu, tubuh berguncang, keringat bercucuran. Laras orgasme pertama kali dengan teriakan panjang, tubuhnya bergetar hebat. Adrian terus menghantam sampai akhirnya meledak ngecrot di dalam, mengisi memek dengan deras.

Setelah tubuh mereka sama-sama terkulai di sofa ruang dosen, Laras menutup wajah dengan kedua telapak. Napasnya masih kacau. “Astaga, kalau ada yang masuk tadi kita habis…”

Adrian terkekeh, menyingkirkan beberapa lembar skripsi yang jatuh. “Ruanganku terkunci. Tapi kamu benar, kita gila.”

“Gila tapi nikmat…” Laras menjawab dengan senyum nakal.

Mata mereka bertemu lagi. Hanya sebentar sebelum ciuman liar kedua pun terjadi. Bibir panas, lidah beradu, tubuh kembali menempel. kontol Adrian yang sempat loyo, sudah bangkit lagi. Laras menatapnya dengan tatapan nakal. “Kamu belum puas, kan?”

Adrian mengangguk. “Kamu bikin aku ketagihan.”

Mereka membereskan sedikit berantakan, lalu keluar ruangan. Kampus sudah sepi, hanya lampu lorong yang menyala. Adrian menarik Laras ke ruang kelas kosong di lantai atas. “Di sini lebih lega,” katanya.

Begitu pintu menutup, tubuh mereka kembali menempel. Laras didorong ke papan tulis. kontol menggesek memek yang sudah becek sejak tadi. Laras mengeluarkan desahan panjang, tubuhnya mengeliat keenakan.

“Masuklah…” bisiknya.

Adrian menghantam sekali, kontol masuk penuh. Laras menjerit, tangannya mencakar papan tulis. “Ahhh… keras banget… dalam sekali…”

Ia bergerak dengan ritme cepat, bunyi hentakan bergema di ruang kosong. Laras hampir menangis karena nikmat. “Ya Tuhan… lebih cepat… jangan berhenti…”

Adrian membaliknya, posisi doggystyle di atas meja. Laras menunduk, bokong menantang. kontol keluar masuk memek dengan suara cipratan becek. Adrian menampar bokongnya, meninggalkan bekas merah. Laras berteriak, tapi tubuhnya makin menggeliat merasakan kenikmatan luarbiasa.

“Pak… aku mau orgasme lagi… ahhh…”

“orgasme lah… biar aku entot memek kamu cepet biar kamu semakin puas.”

Dalam beberapa hentakan, Laras muncrat deras, tubuhnya gemetar. Adrian menahan sebentar, lalu menarik keluar, menyuruh Laras jongkok. “Sekarang spong aku lagi.”

Laras menuruti, bibirnya mengisap kontol, lidahnya menjilati sepanjang batang. Suara becek membuat Adrian hampir meledak. Ia menarik rambut Laras, menatap wajah cantiknya yang sedang sibuk spong kontol dia. “Astaga… kamu liar sekali.”

Ia menariknya berdiri, menempelkan tubuh ke dinding. Dengan satu dorongan, kontol masuk lagi ke memek. Laras menjerit, kakinya melingkar erat.

“Aku nggak tahan… aku mau ngecrot…” Adrian berbisik dengan suara parau.

“crot didalam aja… isi aku lagi dengan peju panas kamu…”

Dengan hentakan terakhir, Adrian ngecrot keras di dalam memek Laras hingga cairan mengalir keluar dari memek-nya.

Mereka berdua jatuh terduduk di lantai kelas, napas memburu. Laras memeluknya erat, mencium lembut. “Ini gila… tapi aku suka.”

“Dan aku nggak akan berhenti,” jawab Adrian.


Malam itu Adrian mengajak Laras ke apartemennya. Di sana, ronde baru dimulai.

Di ranjang, Laras duduk di atas tubuh Adrian, tetek berguncang liar. Ia menggoyang pinggul, mengesekan memeknya di atas kontol panjang itu. Adrian meremas tetek keras, bibirnya mengisap puting.

“Ahhh… aku meleleh… lebih cepat lagi…” jerit Laras.

Mereka berganti posisi berkali-kali: doggystyle, duduk di kursi, bahkan berdiri di depan cermin. Laras keluar berkali-kali, tubuhnya basah keringat, menggeliat sakit tapi nikmat tiap kali kontol menghantam.

Adrian hampir tak kuat, tapi menahan sampai detik terakhir. Akhirnya dengan jeritan panjang, ia crot lagi di dalam memek Laras. Cairan panas mengalir deras, membuat Laras menjerit puas.

Tubuh mereka jatuh ke ranjang, bercampur keringat, desahan masih terdengar lama.

“Rahasia kita,” bisik Adrian sambil memeluknya.

“Rahasia yang nggak boleh berakhir,” jawab Laras sambil menutup mata.

Kembali ke Halaman Utama
Lanjut Video disini

Q: Apakah cerita ini nyata?
A: Tidak. Cerita ini hanyalah fiksi untuk hiburan pembaca dewasa 18+.

Q: Kenapa cerita tentang mahasiswi dan dosen populer?
A: Karena kisah terlarang di kampus selalu identik dengan ketegangan, risiko tinggi, dan fantasi yang banyak dicari pembaca.

Q: Apa yang membuat cerita ini berbeda?
A: Karena fokusnya pada ketagihan seorang mahasiswi yang tidak bisa lepas dari dosennya sendiri, meski penuh risiko.

Q: Apakah semua orang boleh membaca cerita ini?
A: Tidak. Konten ini hanya untuk pembaca 18 tahun ke atas.

4 Comments

  1. SEO Directory

    Hi,

    join our Search Engine – optmized directory for a quick improvement in traffic.

    Add kisahdewasa.com to SEODIRECTORY now! ->

    https://seodirectory.site

  2. SEO Directory

    Hi,

    join our Search Engine – optmized directory for a quick improvement in traffic.

    Add kisahdewasa.com to SEODIRECTORY now! ->

    https://seodirectory.site

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *